Sampai kini, aku hidup dan menghidupi kehidupan sebagai seorang pewarta. Selebihnya, tidaklah terlalu penting siapa saya..."What's in a name? That which we call a rose.
By any other name would smell as sweet" (shakespeare). "Sontrot" adalah kata lain dari sumbu singkong. Ia menjadi tempat bersandar bagi sumber hidup yang disebut singkong, Manihot utilissima, awal dari kompleksitas peradaban cepat saji, urban, dan cyber. Singkatnya, sotrot menjadi basis dari sebuah eksistensi.
Singkong, yang berawal dari sontrot, seringkali hadir dalam sebuah kebersamaan yang berujung pada tukar pikiran, terlepas dari bobot pikiran yang ditukar. Ia menemani berbagai macam tema cerita dan diskusi, apapun itu. Ia hadir tanpa intensi yang muluk, hanya guyub dan baguyuban..bukan untuk sok-sokan.
Sontrot hadir dalam sebuah bentuk kehidupan baru yang akan menjadi teman untuk bertukar pikiran dan cerita.
2 comments:
wuih..fotonya bagus baget mas...
liat bangunan tua terawat kaya gitu jadi miris...inget bangunan tua di indonesia. kalau g bau ya banyak hantunya. (stigma "dunia lain" niy..)
kalau mau liat kota tua yang lebih "modern", ke semarang aja mas..deket stasiun! tapi ajak-ajak saya ya mas...
tentu saya ajak, mbak :)
Post a Comment