Sebelum pak presiden terbang ke Jakarta, sejumlah menteri berduyun-duyun datang ke Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tajungpinang. Ya, mereka tidak ingin terlambat menghadiri rapat yang dipimpin langsung oleh Pak SBY.
Para menteri dan pejabat itu adalah Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, Menteri Perindustrian M.S Hidayat, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan.
Selain itu, juga ada Menteri Pertanian Suswono dan Ketua Komite Ekonomi Nasional Chaerul Tanjung yang tiba di Tanjungpinang menggunakan pesawat jet khusus.
Beberapa menteri yang lain sudah berada di Tanjungpinang untuk mendampingi presiden, antara lain Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Mensesneg Sudi Silalahi.
Di dalam rapat, mereka bicara tentang pembangunan dan gelontoran dana investasi di Kepulauan Riau.
SBY memang pintar, begitu kata banyak orang. Kata orang juga, pidatonya memukau; bahkan sampai dibukukan sebagai pidato yang mengguncang dunia.
Bicara soal buku, Pak SBY sempat digempur dengan kabar pembagian buku di sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Buku-buku itu berisi seluk beluk SBY; seorang mantan jenderal yang menjadi presiden....yang masih sempat mecipta lagu saat masyarakat bingung dengan kenaikan harga cabai.
Bicara soal pembagian buku, saya sempat mengintip kajadian menarik di Tanjungpinang.
Alkisah, semua orang setia menunggu pak presiden yang sedang memimpin rapat. Ada yang menunggu di dalam ruangan, ada yang menunggu sambil duduk di kursi yang tertata rapai di koridor, ada juga yang nunggu sambil berpanas-panas di pinggir landasan pacu.
Beberapa dari mereka adalah ibu-ibu pejabat daerah. Jangan sekali-kali anda berpikir ibu-ibu itu menunggu sambil berpanas-panasan. Ajudan dan panitia telah menyediakan kursi untuk diduduki, tepat di bawah atap yang tak tertembus sinar terik mentari.
Entah dari mana asalnya, tiba-tiba saja ada sepasang petugas yang menghampiri para istri pejabat itu. Satu petugas pria membawa tas plastik besar, dan seorang petugas wanita mendampingi.
Di depan salah seorang ibu pejabat yang sedang duduk manis, petugas wanita tadi mengambil sejumlah buku yang berada di dalam kantong plastik yang dibawa rekannya.
Melihat sampulnya, saya langsung mengenali buku yang dibagikan. Buku itu adalah biografi Ani Yudhoyono yang juga pasangan hati pak presiden. Judul buku itu adalah "Ani Yudhoyono, Kepak Sayap Putri Prajurit".
Namun, saya tidak begitu tahu tentang buku lain yang juga dibagikan. Yang jelas, ada gambar Bu Ani di sampul buku-buku itu.
Saya tidak sempat bertanya kepada ibu-ibu pejabat kenapa mereka mendapat buku-buku itu. Saya juga tidak sempat bertanya apakah buku itu dibeli atau gratis. Yang jelas saya tidak melihat transaksi jual beli di sana.
Ibu-ibu itu girang. Mereka bolak-balik buku itu, sambil terus tersenyum tentunya. Ibu-ibu lain yang melihat menjadi penasaran. Alhasil, hinggaplah buku Bu Ani itu dari satu tangan ke tangan yang lain.
Sepertinya, membaca buku adalah kegiatan yang sudah membudaya di keluarga Pak SBY.
Akhir-akhir ini, saya juga mulai melihat kebudayaan lain dari anggota keluarga pak presiden; 'membukukan' diri supaya dibaca orang lain. Mengapa demikian? sepertinya hanya beliau-beliau yang tahu.
Ah, saya jadi ingat kata-kata Pak Frederick Douglass, salah satu tokoh reformasi sosial di Amerika. Dia bilang, "Once you learn to read, you will be forever free".
Semoga ibu-ibu pejabat daerah itu menemukan kebebasan setelah membaca buku tentang Bu Ani, bukan malah tepenjara dalam alam pikiran tertentu.
*****
1 comment:
Harrah's Philadelphia - Mapyro
Harrah's Philadelphia is one of the largest casinos in Philadelphia. 경상남도 출장마사지 It offers a casino, bar 태백 출장샵 and 목포 출장안마 spa. It 구리 출장안마 provides a full-service spa, a seasonal outdoor swimming pool 안동 출장마사지 and a
Post a Comment