Ini tulisan tidak penting. Saya sarankan anda tidak perlu membacanya.
Ancol mendadak ramai pagi itu, Jumat pagi, 4 Maret 2011. Orang-orang berkerumun di salah satu ruang terbuka, dikenal dengan kawasan Ecopark. Mereka serempak memakai kaos putih bergambar bola dunia berwarna hijau. Tulisan di kaos itu pun sebagian besar berwarna hijau.
Mulai dari pejabat sampai petugas kebersihan hampir senada dalam hal warna. Memang sih, nasib mereka berbeda.
Semua sibuk, semua berusaha tampil menawan, semua ingin acara berjalan lancar karena Pak Presiden SBY dijadwalkan hadir. Pak presiden akan menanam pohon di kawasan itu.
Panitia sudah mengatur tempat sedemikian rupa. Kursi-kursi "berbaris" rapi seperti tentara. Karpet membentang menjadi alasnya.
Kursi-kursi itu menghadap dekorasi berwarna hijau menyala, lengkap dengan tulisan yang juga menjadi tema besar acara itu "We Do Green". Untaian bunga dan tanaman hias lainnya mempercantik dekorasi tersebut. Semuanya serba hijau, sesuai dengan tema acara.
Panitia juga memastikan agar semua yang hadir di acara itu tidak kepanasan, apalagi kehujanan. Sebuah tenda besar, lengkap dengan juntai-juntai kain, berdiri tegak.
Satu hal yang menarik perhatianku adalah warna biru yang ikut-ikutan muncul di acara yang serba hijau itu. Memang sih ada warna putih di sana. Tapi entah kenapa, warna biru ini menarik perhatianku. Boleh-boleh saja kan? Warna biru itu adalah warna kain yang menjadi ornamen tenda besar yang menjadi peneduh mereka yang hadir di acara itu. Kain biru itu membentang ke sejumlah arah dan berpusat pada satu titik di tengah tenda. Rumbai-rumbai kain itu tertata rapi.
Pihak protokol istana kepresidenan memang selalu menempatkan ketepatan berbusana dan pilihan warna sebagai bagian dari suksesnya suatu acara. Bahkan, hampir setiap informasi acara yang akan dihadiri presiden selalu mencantumkan ketentuan berbusana bagi para tamu undangan. Sebagai contoh, ketika presiden akan mengadakan kunjungan kenegaraan ke Brunei Darussalam, semua anggota rombongan dihimbau untuk tidak mengenakan pakaian berwarna kuning---sebab kuning adalah warna kebesaran kerajaan Brunei. Contoh lainnya adalah ketika presiden meresmikan Museum Batak di Sumatera Utara. Saat itu, anggota rombongan disarankan mengenakan batik khas Batak. Memang, busana dan warna menjadi pertimbangan utama di Istana.
Khusus untuk acara di Ancol, entah siapa yang "mengundang" warna biru untuk hadir. Bisa jadi protokol, bisa jadi panitia, bisa jadi tukang pemasang tenda yang mencoba berimprovisasi.
Apapula maksud menggabungkan warna biru dan hijau? tak ada yang mengerti kecuali mereka yang (punya ide) menggabungkannya.
Yang jelas, seorang konsultan warna dan penulis buku More Alive With Colors, Leatrice Eisman, menyatakan biru warna biru memiliki makna kesetiaan, ketenangan. Makna warna biru yang lain--dan cukup menarik--adalah sensitif.
Mungkin nasib sial sedang menghantui mereka yang menyiapkan acara "We Do Green" di Ancol. Tata warna dan dekorasi acara itu batal dinikmati Pak Presiden. Pak SBY memilih arah yang sama dengan para artis Java Jazz. Mereka batal menghadiri acara penanaman pohon itu. Alasannya? masih menjadi misteri :)
Ancol mendadak ramai pagi itu, Jumat pagi, 4 Maret 2011. Orang-orang berkerumun di salah satu ruang terbuka, dikenal dengan kawasan Ecopark. Mereka serempak memakai kaos putih bergambar bola dunia berwarna hijau. Tulisan di kaos itu pun sebagian besar berwarna hijau.
Mulai dari pejabat sampai petugas kebersihan hampir senada dalam hal warna. Memang sih, nasib mereka berbeda.
Semua sibuk, semua berusaha tampil menawan, semua ingin acara berjalan lancar karena Pak Presiden SBY dijadwalkan hadir. Pak presiden akan menanam pohon di kawasan itu.
Panitia sudah mengatur tempat sedemikian rupa. Kursi-kursi "berbaris" rapi seperti tentara. Karpet membentang menjadi alasnya.
Kursi-kursi itu menghadap dekorasi berwarna hijau menyala, lengkap dengan tulisan yang juga menjadi tema besar acara itu "We Do Green". Untaian bunga dan tanaman hias lainnya mempercantik dekorasi tersebut. Semuanya serba hijau, sesuai dengan tema acara.
Panitia juga memastikan agar semua yang hadir di acara itu tidak kepanasan, apalagi kehujanan. Sebuah tenda besar, lengkap dengan juntai-juntai kain, berdiri tegak.
Satu hal yang menarik perhatianku adalah warna biru yang ikut-ikutan muncul di acara yang serba hijau itu. Memang sih ada warna putih di sana. Tapi entah kenapa, warna biru ini menarik perhatianku. Boleh-boleh saja kan? Warna biru itu adalah warna kain yang menjadi ornamen tenda besar yang menjadi peneduh mereka yang hadir di acara itu. Kain biru itu membentang ke sejumlah arah dan berpusat pada satu titik di tengah tenda. Rumbai-rumbai kain itu tertata rapi.
Pihak protokol istana kepresidenan memang selalu menempatkan ketepatan berbusana dan pilihan warna sebagai bagian dari suksesnya suatu acara. Bahkan, hampir setiap informasi acara yang akan dihadiri presiden selalu mencantumkan ketentuan berbusana bagi para tamu undangan. Sebagai contoh, ketika presiden akan mengadakan kunjungan kenegaraan ke Brunei Darussalam, semua anggota rombongan dihimbau untuk tidak mengenakan pakaian berwarna kuning---sebab kuning adalah warna kebesaran kerajaan Brunei. Contoh lainnya adalah ketika presiden meresmikan Museum Batak di Sumatera Utara. Saat itu, anggota rombongan disarankan mengenakan batik khas Batak. Memang, busana dan warna menjadi pertimbangan utama di Istana.
Khusus untuk acara di Ancol, entah siapa yang "mengundang" warna biru untuk hadir. Bisa jadi protokol, bisa jadi panitia, bisa jadi tukang pemasang tenda yang mencoba berimprovisasi.
Apapula maksud menggabungkan warna biru dan hijau? tak ada yang mengerti kecuali mereka yang (punya ide) menggabungkannya.
Yang jelas, seorang konsultan warna dan penulis buku More Alive With Colors, Leatrice Eisman, menyatakan biru warna biru memiliki makna kesetiaan, ketenangan. Makna warna biru yang lain--dan cukup menarik--adalah sensitif.
Mungkin nasib sial sedang menghantui mereka yang menyiapkan acara "We Do Green" di Ancol. Tata warna dan dekorasi acara itu batal dinikmati Pak Presiden. Pak SBY memilih arah yang sama dengan para artis Java Jazz. Mereka batal menghadiri acara penanaman pohon itu. Alasannya? masih menjadi misteri :)
*****
No comments:
Post a Comment